oleh

Buka Lomba Kreasi Masakan, Pj Gubernur Al Muktabar Tampilkan Olahan Makanan Bergizi Berbasis Pangan Lokal

Serang, Kemajuanrakyat.id-Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar menampilkan kreasi makanan bergizi berbasis pangan lokal yakni talas beneng, ikan patin, dan daun kelor. Menurutnya, tepung talas beneng dan daun kelor yang merupakan diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal Banten memiliki nilai ekonomi serta turut menggiatkan pertanian talas beneng dan UMKM produsen pangan lokal.

Hal itu diungkap Al Muktabar usai membuka Lomba Kreasi Masak pada rangkaian Hari Kesatuan Gerak (HKG) dan Jambore Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Banten dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Jumat (23/8/2024).

“Agenda kerja kita kali ini berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya PT PLN, PT ABM, Bank Banten. Kegiatan ini juga melibatkan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan beragam kreativitas produknya. Dalam rangka menggiatkan UMKM Provinsi Banten sebagai bagian perekonomian Provinsi Banten,” paparnya.

Menurutnya, peran serta PKK dan Posyandu telah berkontribusi pada agenda kerja pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan Pemerintah Provinsi Banten.

“Momen bersama dalam rangka kebangsaan harus terus kita giatkan. Apresiasi atas segenap kinerja yang telah didedikasikan. Ke depan masih banyak yang harus kita kerjakan, dimulai dari bakti kita kepada keluarga,” ucap Al Muktabar.

“Saat ini pemerintah sangat fokus untuk memberi solusi tentang anak-anak kita terkait dengan stunting dan gizi buruk, pemberdayaan keluarga, penanganan kemiskinan ekstrem. Langkah-langkah Ibu Bapak di tingkat keluarga memiliki peran sangat strategis. Titip program Dapur PKK untuk benar-benar didayagunakan,” tambahnya.

Masih menurut Al Muktabar, program itu sangat mendasar dalam upaya mencari solusi stunting dan gizi buruk. Pemerintah juga mengupayakan makan bergizi gratis untuk generasi masa depan yang tangguh dan kuat.

Dalam kreasi olahan masakan bergizi berbasis pangan lokal, Al Muktabar menampilkan tepung talas, fillet ikan patin, dan daun kelor. Menurutnya kreasi itu untuk menjawab kebutuhan protein dan gizi khusus anak-anak. Sebagai bagian dalam penanganan stunting dan gizi buruk.

“Model tampilan, cita rasa, dan penyajian masakan kita sesuaikan dengan selera anak-anak,” ucapnya.

“Kreasi masakan ini mengedepankan bahan dasar lokal dengan menggunakan energi listrik (kompor induksi). Ini perlu kita sosialisasikan,” tambah Al Muktabar.

Menurutnya, diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal juga memiliki nilai ekonomi tinggi seperti talas beneng yang umbi dan daunnya punya nilai ekonomis. Masyarakat juga perlu semakin akrab dengan energi listrik dalam memasak.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten Tine Al Muktabar, kegiatan itu juga sebagai bagian dari sosialisasi pemanfaatan tepung talas beneng sebagai pengganti tepung terigu.

“Talas beneng bebas gluten yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelasnya.

Dikatakan salah satu tema lomba adalah mengolah atau memasak ikan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan protein anak-anak. Ikan tidak hanya digoreng, tapi bisa dimodifikasi dan diinovasi menjadi makanan kudapan. Serta pemanfaatan daun kelor yang memiliki kandungan nutrisi dan mineral cukup tinggi dibanding dengan tanaman lain.

“Hasil riset membuktikan, daun kelor bisa mempercepat penanganan stunting walaupun kebutuhan utama protein namun daun kelor sebagai suplemen. Dua komponen ini bisa dikompilasikan sehingga mempercepat pemulihan stunting dan gizi buruk,” jelas Tine.

Dijelaskan, kegiatan itu juga sebagai bagian sosialisasi pemanfaatan energi listrik dalam memasak dengan kompor induksi. Kader-kader PKK bisa menyosialisasikan bagaimana kemudahan memanfaatkan kompor induksi.

“Dalam hal ini, PLN sangat aktif untuk berkolaborasi dengan PKK. Ini adalah upaya sosialisasi bagaimana sampai ke Ibu-Ibu,” ucap Tine.

“Ini merupakan program pemerintah, PKK harus selalu mendukung program-program pemerintah. Melalui PKK, ke depan kompor induksi ini lebih memasyarakat,” pungkasnya. (red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed