Serang, Kemajuanrakyat.id-Kepala Sekolah SMK Pasundan Kota Serang, Dian Amallia. Ia berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapinya selama menjabat sebagai pimpinan sekolah yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Menengah Pasundan.
Dian yang telah menjabat sebagai kepala sekolah sejak 16 Maret 2021 setelah meninggalnya kepala sekolah sebelumnya, mengungkapkan bahwa ia tidak pernah berniat menjadi kepala sekolah. “Saya menjalani ini sebagai takdir, tidak ada yang mendorong. Sebenarnya, saya tidak pernah bercita-cita atau bahkan memikirkan posisi ini. Namun, karena adanya amanah dari yayasan, saya menerima tanggung jawab ini dengan sabar,” ujarnya.
Demikian dalam sebuah wawancara eksklusifnya bersama Yuyi Rohmatunisa wartawan Kemajuanrakyat.id media online. Kamis, (14/11/2024).
Menjadi kepala sekolah di SMK Pasundan yang telah beroperasi lebih dari dua dekade, merupakan sebuah tantangan besar. Dian memimpin sebuah sekolah yang memiliki tiga jurusan keahlian teknik mesin, ketenagalistrikan, dan otomotif. “Sejak 1998, SMK Pasundan telah bertransformasi, dari yang awalnya berbasis SMA menjadi SMK dengan tiga jurusan utama yang relevan dengan industri,” katanya.
Dalam menghadapi perkembangan dunia pendidikan, SMK Pasundan kini mengadopsi kurikulum merdeka. Meski sebelumnya telah menyesuaikan dengan kurikulum 2013 dan berbagai revisi terkait. Dian menyebutkan, salah satu keunggulan SMK Pasundan adalah kerjasama yang kuat dengan industri besar, seperti Mitsuba, Yasunaga, Suzuki, dan PLN. “Kami selalu mengadakan rekrutmen industri, yang memungkinkan siswa untuk langsung berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan besar,” tambahnya.
Pendidikan di SMK Pasundan juga mengutamakan praktik kerja yang mendalam. Dengan jumlah siswa sekitar 159 orang dan 31 guru, sekolah ini menyediakan pelatihan dan pembelajaran yang tidak hanya berbasis teori tetapi juga praktek langsung di industri. “Kami mengundang perwakilan industri untuk memberikan motivasi dan pengetahuan mengenai dunia kerja, agar siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga siap terjun ke dunia profesional,” jelasnya.
Dian juga menyoroti pentingnya pengembangan kualitas guru. “Kami terus berusaha memberikan pelatihan dan pengembangan bagi guru melalui IHT (In-House Training) dan pemanfaatan teknologi, agar para pendidik dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Namun, seperti banyak sekolah swasta lainnya, SMK Pasundan menghadapi tantangan dalam hal pendanaan. “Meski kami menerima bantuan dari BOSP (Bantuan Operasional Sekolah Pusat), tetap saja kami harus cermat dalam mengelola dana, terutama untuk kebutuhan alat praktek yang sangat diperlukan oleh siswa SMK,” ungkapnya.
Meski demikian, Dian tetap optimis. “Kami berharap bisa terus meningkatkan jumlah siswa, karena persaingan dengan sekolah negeri yang menawarkan pendidikan gratis tentu sangat ketat. Namun, kami yakin bahwa dengan komitmen dan kerja keras, SMK Pasundan bisa terus berkembang dan dipercaya oleh masyarakat,” harapnya.
Sebagai tambahan, Dian juga berharap adanya kebijakan Pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi guru yang telah mendapatkan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk tetap mengajar di sekolah asal, bukan dipindahkan ke sekolah negeri. “Kami berharap P3K bisa diterapkan dengan adil, terutama untuk guru yang sudah mengajar di sekolah swasta dan memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan,” katanya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Dian Amallia terus berupaya membawa SMK Pasundan menjadi sekolah yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia industri. “Kami berharap bisa terus berkembang, meningkatkan kualitas pendidikan, dan membawa manfaat bagi siswa serta masyarakat sekitar,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa )
Komentar