oleh

Masjid Agung Ats-Tsauroh, Simbol Kerukunan dan Perjuangan di Serang

Serang, Kemajuanrakyat.id-Masjid Agung Ats-Tsauroh, yang dulunya dikenal sebagai Masjid Pegantungan merupakan salah satu masjid tertua di kota Serang, Banten.

Ketua DKM Ats-Tsauroh, H. Mam’un Syahroni, mengungkapkan perjalanan panjang masjid ini yang dimulai pada masa kepemimpinan Bupati Pandeglang, Rd. Tumenggung Basudin Tjondronegoro yang membangun masjid ini pada periode 1870-1888. Pada tahun 1974, masjid ini berganti nama menjadi Ats-Tsauroh yang berarti “perjuangan”, sebagai simbol semangat untuk terus berkembang.

Masjid Agung Ats-Tsauroh memiliki ciri khas yang menggabungkan tradisi arsitektur Jawa dengan atap limas tumpang tiga yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan.

Ruang masjid dirancang dengan konsep pendopo terbuka yang khas, menciptakan suasana ramah dan bersahaja. Tiang penyangga yang membentuk kolom – kolom masjid juga mengandung makna filosofis dengan labu yang menjadi simbol kesuburan tanah Banten. Menara masjid yang dibangun pada tahun 1956 menjadi ciri khas tersendiri, berfungsi sebagai tempat pemasangan pengeras suara untuk kumandang azan.

Dalam wawancara eksklusif dengan Yuyi Rohmatunisa wartawan Kemajuanrakyat.id media online. Di ruang kerja. Pada Jum’at, (6/12/2024).

Lokasi Masjid Agung Ats-Tsauroh juga unik, diapit oleh gereja yang menjadikannya simbol kerukunan umat beragama di Serang.

H. Mam’un Syahroni mengungkapkan, masjid ini telah mengalami banyak perubahan dalam empat tahun terakhir dimana berbagai fasilitas, seperti taman, telah diperbaiki dan diperindah. Namun, ia juga mencatat tantangan yang dihadapi, termasuk masalah keamanan dan kebersihan yang masih perlu perhatian lebih.

“Keamanan dan kebersihan masih menjadi tantangan besar. Untuk itu, saya mengandalkan pensiunan dari Kodim dan Korem untuk masalah pengamanan. Sementara untuk kebersihan saya harus bekerja keras dengan tim yang ada,” ungkap H. Mam’un.

Selain itu, ia berharap agar masjid ini bisa menjadi ikon provinsi Banten ke depan, dengan sarana prasarana yang lebih baik dan SDM yang lebih terlatih.

“Kami juga berharap adanya perhatian dari Walikota Serang yang baru, agar honor dan gaji pengurus serta tenaga kerja lainnya dapat disesuaikan dengan UMR atau UMK yang berlaku,” ujarnya.

H. Mam’un juga menyampaikan pentingnya program unggulan yang melibatkan generasi muda, terutama dari perguruan tinggi se-Provinsi Banten, untuk lebih aktif dalam kegiatan masjid. Kerjasama antara DKM dan jamaah dalam menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan masjid menjadi kunci utama agar masjid ini terus berkembang dan menjadi pusat ibadah yang lebih baik.

Harapannya, Masjid Agung Ats-Tsauroh dapat terus menjadi simbol perjuangan dan persatuan umat di Serang, serta menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh umat Islam untuk beribadah.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed