Serang, Kemajuanrakyat.id – Bulan Ramadan bukan hanya sekadar waktu untuk berpuasa, tetapi juga menjadi momen yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dalam keluarga dan lingkungan sekolah. Prof. Wawan Wahyuddin, Rektor UIN SMH Banten, dalam wawancara dengan Yuyi Rohmatunisa wartawan. Jum’at, (31/1/2025).
Menurutnya, konsep pembelajaran Ramadan dapat dikembangkan melalui berbagai cara, baik di rumah maupun di sekolah, untuk membangun karakter dan kepedulian sosial. Tugas pertama dimulai di rumah,” tegas Prof. Wawan.
Ia menjelaskan bahwa anak – anak sejak usia SD hingga SMA perlu dilibatkan dalam persiapan sahur dan berbuka puasa. Hal ini bertujuan agar tanggung jawab tidak hanya dibebankan pada orang tua, tetapi anak-anak juga belajar kemandirian dan kepedulian terhadap keluarga.
Selain itu, Prof. Wawan juga menekankan pentingnya ibadah bersama dengan pola yang fleksibel. “Ngaji berjamaah tidak harus seragam. Setiap anggota keluarga bisa berperan sesuai kemampuan masing – masing,” ungkapnya.
Dengan cara ini, ibadah terasa lebih menyenangkan dan inklusif, sekaligus memperdalam pemahaman agama melalui diskusi singkat. Tak hanya itu, Prof. Wawan juga mendorong agar anak – anak diajarkan untuk berbagi dengan sesama.
“Melalui kegiatan berbagi takjil atau sedekah, anak-anak diajak untuk menumbuhkan jiwa sosial dan empati sejak dini,” jelasnya.
Selain berbagi, ia menyarankan agar anak-anak juga diajak mengunjungi panti asuhan atau membantu tetangga yang membutuhkan. Dalam konteks pendidikan di sekolah, Prof. Wawan mengungkapkan bahwa integrasi nilai-nilai Ramadan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan.
“Sekolah bisa mengadakan lomba bertema Ramadan atau sesi daring yang melibatkan orang tua. Ini untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, Basyariyah, dan Wathaniyah,” ujarnya.
Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan juga diharapkan bisa mengeluarkan panduan pendidikan khusus Ramadan, yang bisa diterapkan sepanjang tahun. “Sekolah dapat mengarahkan siswa untuk berperan aktif di masjid, seperti menjadi imam atau muazin,” tegasnya.
Prof. Wawan menyatakan bahwa meskipun tampak sederhana, jika konsep ini dijalankan dengan konsisten, maka akan memberikan dampak besar dalam membentuk karakter anak-anak.
“Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang pendidikan karakter, kebersamaan, dan kepedulian yang harus dimulai dari rumah, diperkuat di sekolah dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,” tutupnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar