Bekasi, Kemajuanrakyat.id – Proyek pengaspalan di Jalan Sukatani Tambelang , Desa Sukamulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, tengah menjadi sorotan publik. Hal ini terkait dugaan kongkalikong antara tim coredill Pengawas dan pihak pemborong dalam pengambilan sampel coredill.
Diduga, pengambilan sampel dilakukan tidak jauh dari titik lokasi yang telah ditandai sebelumnya oleh pihak pemborong. Tim coredill pun bersikeras untuk tidak memindahkan mesin pengambilan sampel dari lokasi yang diduga telah ditentukan tersebut, Rabu (3/7/2024).
Ketua DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya, N. Rudiansah, mengatakan kekecewaannya terhadap tindakan tim coredill yang diduga telah diatur oleh pihak pemborong. Ketika LSM Prabhu Indonesia Jaya meminta agar mesin coredill dipindahkan dari titik putih yang dicurigai sebagai titik sampel yang memang sudah disediakan bahkan LSM Prabhu mempunyai dokumentasi saat nano selaku pelaksana aspal melakukan penyiapan titik coredill, tim coredill menolak. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya kerja sama antara pihak pemborong dan tim coredill. Ucapnya
“Dari mulai pelaksanaan sampai pengambilan sampel coredill tidak pernah terlihat hadirnya pengawas dinas, lalu untuk apa pengawas dinas digajih negara tapi tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,” terangnya.
Lebih lanjut N. Rudiansah, sebagai perwakilan DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya, meminta pihak berwenang untuk melakukan evaluasi ulang terhadap proses pengambilan sampel coredill. Ia menegaskan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan secara acak tanpa ada penunjukan dari pihak kontraktor. Ataupun pengukuran persegmen “Ini adalah uang rakyat, bukan uang pribadi. Jangan dijadikan ajang memperkaya diri sendiri,” ujar N. Rudiansah. Sebelumnya, pekerjaan pengaspalan Jalan Sukatani Tambelang di Desa Sukamulya telah menjadi pemberitaan di berbagai media online. Wakil Sekjen DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya, Ujang, juga meminta agar titik putih yang diduga disediakan untuk coredill digeser sekitar 10 meter dari titik tersebut, namun permintaan tersebut tidak dihiraukan, cetusnya.
Asri, seorang konsultan, memberikan klarifikasi saat dikonfirmasi oleh awak media dan Ketua LSM Prabhu Indonesia Jaya terkait penandaan titik putih untuk pengambilan sampel coredill. Asri menjelaskan bahwa total panjang area yang diaspal adalah sekitar 411 meter dengan lebar yang bervariasi antara 5 meter hingga ada yang 9 meter. Menurut Asri, penilaian visual akan ditentukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang hadir di lokasi. Ia juga menyatakan bahwa ketebalan dan kerusakan aspal mungkin dipengaruhi oleh lalu lintas kendaraan bermuatan berat yang sering melintas di area tersebut, kata Asri.
Masih Asri menegaskan bahwa tim pengawas dari PPTK dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) hadir di lokasi walaupun semua kumpul di terminal untuk memastikan kualitas pekerjaan. “Penilaian akhir dari sampel coredill akan ditentukan oleh analisis laboratorium. PPTK dan PPK juga hadir di lokasi untuk memverifikasi kondisi lapangan,” jelas Asri selaku Konsultan.
Dede Haerul, selaku Kabid bidang jalan, saat dikonfirmasi oleh tim awak media terkait dugaan penandaan titik coredill, awak media beserta LSM Prabhu menunjukkan dokumentasi berupa video yang memperlihatkan dugaan penyiapan untuk titik coredill. Namun, Dede Haerul menyatakan bahwa hasil pastinya akan berasal dari laboratorium.
Ia menegaskan bahwa penilaian ketebalan aspal tidak hanya berdasarkan observasi di lapangan, tetapi juga dari analisis laboratorium, ucapnya.
Sampai berita ini diterbitkan belum ada informasi terkait hasil penghitungan coredill jalan Sukatani Tambelang Desa Sukamulya Kecamatan Sukatani baik dari Konsultan Pengawas dan PPTK.
(Di)
Komentar