Kemajuan Rakyat, Bandung – Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni dan belasan oknum anggota Polri yang diduga anak buahnya diamankan petugas propam gabungan dari Mabes Polri dan Polda Jabar pada Selasa (16/2/2021) di sebuah hotel di Kota Bandung.
Saat ini, Kapolsek yang dijabat perwira berpangkat Komisaris Polisi atau Kompol bersama belasan anggota lainnya sedang diperiksa Propam gabungan.
Informasi yang dihimpun, propam mengamankan barang bukti sabu seberat tujuh gram.
“Total ada 12 (anggota). Termasuk kapolseknya. Sekarang sedang diamankan Propam Polda Jabar,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Rabu (17/2/2021).
Dia mengatakan, penangkapan itu bermula dari pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Propam Mabes Polri.
“Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan ke Propam Polda Jabar. Seketika petugas gabungan bergerak menuju Polsek Astana Anyar untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai,” ujar Erdi.
Dari penangkapan itu, propam kemudian melakukan tes urin pada mereka yang dicurigai dan hasilnya positif urin.
“Totalnya ada 12 anggota yang diamankan termasuk Kapolsek Astana Anyar,” ucap Erdi. Adapun saat ini, terhadap mereka yang diamankan saat ini petugas masih memeriksa mereka.
Untuk mengenal lebih dekat Polwan yang menjabat Kapolsek yang ditangkap Tim Mabes Polri dan Propam Polda Jabar ini, Ini adalah sekilas profilnya.
Kapolsek yang bernama Yuni Purwanti Kusuma Dewi ,sebelum menjadi Kapolsek Astanaanyar, dia dulu jadi Kapolsek Bojongloa Kidul. Kompol Yuni termasuk polwan yang memiliki prestasi. Di Polda Jawa Barat punya polwan-polwan jempolan yang piawai mengungkap kasus kejahatan, termasuk peredaran narkoba.
Satu di antaranya adalah Kompol Yuni Purwanti yang beberapa waktu lalu mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor.
Sebelum Kapolsek dulu pernah jadi Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar. Kompol Yuni Purwanti bersama sejumlah personel jajaran Polda Jabar, berhasil menangkap dua orang pelaku yang membawa narkotika jenis kokaina atau kokain di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2019).
Kompol Yuni mengatakan, bahwa untuk menangkap kedua pelaku tersebut digunakan metode undercover atau menyamar selama tiga hari dari daerah Cengkareng hingga Kabupaten Bogor.
“Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA. Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut. Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi,” kata Kompol Yuni, Selasa (09/4/2019).
Ia kemudian mengatakan kronologi penangkapan yang dilakukan oleh polisi. Ia menjadi satu-satunya polwan dalam penyamaran tersebut.
Menurutnya, pada 30 Maret 2019, ia dan sejumlah personel lainnya menangkap AS sekira pukul 16.00 WIB di rumah AS yang terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Dari tangan AS polisi mendapatkan 20 gram kokain. Yuni dan anggota polisi lainnya kemudian mengembangkan lagi kasus ini. Mereka akhirnya bisa meringkus YA di dekat sebuah minimarket di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekira pukul 20.00 WIB.
Harga dari kokain tersebut dikatakan Yuni ialah Rp 50 juta. Ia mengatakan bahwa kokain merupakan jenis narkotika kelas atas (high class).
Indikasi awalnya, bahwa kokain tersebut akan diedarkan di wilayah Gunung Putri karena banyaknya vila di daerah tersebut.
“Tapi karena ini narkotika kelas atas dan mahal, maka hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsi. Ternyata di wilayah Jabar ada transaksi kokain, selama ini tidak ada. Kami masih melakukan pengembangan, pengakuan pelaku bahwa barang tersebut berasal dari Jakarta,” katanya.
Saat melakukan penangkapan, Yuni mengatakan timnya mendapat perlawanan secara fisik, tapi prinsipnya, mereka tidak ingin targetnya lepas.
“Ya, biasalah, namanya juga orang, ya, tidak mau ditangkap, tapi kami tidak mau melepas target,” katanya.
Wanita kelahiran Porong, Sidoarjo, 23 Juni 1971 ini kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya. Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.
Anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm), pensiunan Secapa Polri ini, telah menorehkan prestasi yang cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.
Sepanjang 2015 saja, AKP Yuni telah mengungkap 137 kasus, dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.
Menurutnya, dengan 30 anggota yang dimilikinya saat ini, sama sekali tidak menghalanginya untuk tetap memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Bogor.
“Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja,” kata Polwan angkatan 1989 itu.
Walau begitu, sebagai perempuan yang memimpin satuan dan menjaga keluarga, Yuni pun sering berkelahi. Malah, wanita berparas cantik ini juga sering bertransaksi dengan para bandar narkoba.
“Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kaya petinju, sampai masuk got malah,” ujarnya.
Tak hanya berprestasi, Kompol Yuni pun seorang perempuan tangguh, karena bisa membesarkan dua anaknya sendirian. Ya, Kompol Yuni adalah seorang single parent. Ia sudah cukup lama menjalani peran ganda sebagai sosok ayah dan ibu.
Kini Kapolsek yang berprestasi ini pun tersandung, karena diduga mengkomsumsi narkoba dan kemungkingan akan dipecat, sebagaimana statemen Kapolda Jabar. [sumber : Tribun Cirebon]
Komentar