oleh

Kemenag Banten Fokus pada Peningkatan Mutu KUA dan Moderasi Beragama

Serang, Kemajuanrakyat.id-Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Drs. Iwan Fahludin, M.Pd., menegaskan pentingnya program moderasi beragama sebagai langkah utama dalam mencapai kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Dalam wawancara bersama Yuyi Rohmatunisa wartawan Kemajuanrakyat.id media online. Jum’at, (13/12/2024).

Iwan Fahludin menjelaskan, moderasi beragama menjadi prioritas dalam agenda Kemenag seiring dengan upaya pemerintah memperkuat toleransi di kalangan masyarakat.

Menurutnya, program ini bukan hanya menjadi fokus Kemenag, namun juga melibatkan kementerian lain untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan.

“Moderasi beragama adalah program prioritas yang digagas dan diperkuat oleh Presiden serta Menteri Agama, yang berharap kerukunan antar umat beragama dapat terjaga. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Sosial, untuk mensosialisasikan pentingnya moderasi beragama agar hambatan-hambatan dalam masyarakat bisa diminimalisasi,” ujar Iwan.

Lebih lanjut, Iwan mengungkapkan bahwa moderasi beragama juga harus diiringi dengan peningkatan kapasitas kelembagaan, salah satunya melalui pelatihan dan diklat yang melibatkan aparat Kemenag di tingkat Kabupaten/Kota. Selain itu, sosialisasi terkait moderasi beragama juga dilakukan secara intensif untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Dalam diskusi tersebut, Iwan juga menyinggung pentingnya digitalisasi sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan zaman. Menurutnya, Kementerian Agama harus bisa cepat beradaptasi dengan teknologi digital dalam mengoptimalkan pelaksanaan program moderasi beragama.

“Percepatan digitalisasi ini penting, karena dengan adanya teknologi, kami bisa lebih cepat menyampaikan informasi, sekaligus memonitor pelaksanaan program-program yang sudah dijalankan,” tambahnya.

Selain itu, Iwan Fahludin juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan moderasi beragama, yaitu aspek psikologis, sosial dan ekonomi. Ia menilai, individu dengan kecenderungan egois atau terbatasnya pendidikan dan pergaulan, sering kali menjadi penghalang dalam upaya menciptakan kerukunan. Oleh karena itu, edukasi dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan tersebut.

Sebagai penutup, Iwan menegaskan bahwa harapan besar terletak pada kepemimpinan Menteri Agama yang merupakan tokoh internasional, yang diharapkan mampu mendorong terwujudnya toleransi dan moderasi beragama secara lebih efektif.

“Kita berharap dengan Menteri Agama yang memiliki skala internasional, program moderasi beragama dapat lebih maksimal, dan target kerukunan umat beragama dapat tercapai,” pungkasnya.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed