oleh

Muscab HMI Kabupaten Tangerang Diwarnai Politikal Maneuver dan Pelanggaran Konstitusi

Kabupaten Tangerang, Kemajuanrakyat.id- Musyawarah Cabang (Muscab) Ke-II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang (p) Kabupaten Tangerang, yang diselenggarakan pada 6 Desember 2024, memunculkan berbagai persoalan yang mencoreng proses demokrasi dalam organisasi ini. Muscab yang digelar di Kitri Bakti Curug, Kabupaten Tangerang, sempat diwarnai dengan walkout dari dua komisariat, serta isu-isu mengenai manipulasi administrasi dan intimidasi dalam jalannya pemilihan formateur.

Acara yang dijadwalkan selesai pada 8 Desember 2024 ini dihadiri oleh dua kandidat calon formateur, M Akmal Al-Mulk dari Komisariat Insan Pembangunan dan Abdul Azis dari Komisariat STIE Putera Perdana Indonesia. Namun, dinamika yang terjadi dalam forum cukup memprihatinkan, dengan berbagai catatan negatif yang mengemuka.

Muhammad Yunus, anggota HMI Cabang Kabupaten Tangerang, mengungkapkan beberapa kejanggalan yang ditemukan, salah satunya terkait dengan kehadiran peserta yang ternyata bukan anggota HMI. Sebanyak sembilan orang peserta yang terlibat dalam muscab ternyata belum mengikuti Latihan Kader (LK1), sebuah pelanggaran yang jelas terhadap konstitusi HMI yang mengatur bahwa peserta Muscab haruslah anggota HMI yang sah.

Kontroversi Panitia Muscab

Lebih lanjut, Yunus juga menyoroti ketidaknetralan dari panitia Organizing Committee (OC) dan Steering Committee (SC), yang menurutnya terlihat jelas berpihak pada salah satu kandidat. Sejak awal, mekanisme pemilihan yang dijelaskan panitia mengarah pada sistem “one man one vote,” padahal seharusnya pemilihan calon ketua umum melalui musyawarah terlebih dahulu di tingkat komisariat. Hal ini semakin mencuat ketika pimpinan sidang yang ditunjuk SC berupaya mengesampingkan prosedur yang telah disepakati, seperti pengesahan peserta penuh dan peninjau, serta intervensi terhadap jalannya pemilihan.

Muscab Diwarnai Walkout

Situasi memanas ketika pada pleno keempat, sejumlah peserta dari Komisariat Insan Pembangunan dan STIE PPI memilih melakukan walkout akibat tidak ada titik temu terkait jalannya muscab dan adanya intervensi politik yang dianggap merugikan. Para peserta yang berasal dari Universitas Cendekia Abditama (UCA), yang selama ini ingin memekarkan komisariat mereka, merasa terancam dengan adanya tekanan dan ancaman agar memilih sesuai dengan kehendak pihak tertentu.

Keputusan untuk walkout menjadi simbol protes terhadap ketidakadilan dan pelanggaran terhadap mekanisme muscab yang seharusnya terbuka dan demokratis. Mereka menilai adanya tindakan intimidasi yang bertujuan untuk memenangkan kandidat tertentu dengan cara yang tidak sah.

Harapan untuk Forum yang lebih baik

Yunus berharap agar Forum tertinggi Tingkat Cabang (Konfercab/Muscab) di masa depan bisa menjadi sarana yang lebih baik dalam berdinamika dan berorganisasi, tanpa adanya politik kotor atau intervensi dari pihak luar yang tidak berhak. Ia menekankan pentingnya menegakkan konstitusi dan menjaga independensi forum muscab untuk memastikan organisasi tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip HMI.

“Kegiatan muscab/konfercab seharusnya menjadi ajang pertarungan gagasan dan ide-ide yang konstruktif untuk masa depan HMI Cabang Tangerang, bukan tempat untuk perebutan kekuasaan dengan cara yang merusak integritas organisasi,” ungkapnya.

Muhamad Yunus berharap, ke depan, HMI Cabang Kabupaten Tangerang dapat memperbaiki proses internalnya dan lebih mengedepankan kualitas perkaderan, bukan hanya sekedar politik praktis yang merugikan organisasi.

( Yuyi Rohmatunisa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed