Malang, Jawa Timur, Kemajuanrakyat.id – Politisi senior Drs. Sirmadji Tjondro Pragolo, M.Pd mengajak generasi muda untuk meneladani semangat juang R.A. Kartini yang terangkum dalam semboyan legendarisnya, “Aku Mau!”. Seruan ini disampaikan Sirmadji dalam wawancara kepada wartawan, Senin (21/4/2025) bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.
Menurut Sirmadji, dua kata sederhana tersebut menyimpan kekuatan besar dalam membentuk karakter anak muda yang adaptif, tangguh dan kompeten di era modern. Ia menegaskan bahwa ungkapan Kartini bukan hanya relevan bagi perjuangan emansipasi perempuan, namun juga menjadi dorongan psikologis penting yang dikenal sebagai competence motive yakni hasrat dalam diri untuk merasa mampu dan terus berkembang.
“Semangat ‘Aku Mau!’ adalah fondasi dari keberanian untuk mencoba, belajar dan tumbuh. Ini bukan hanya soal perempuan, tapi juga soal setiap anak bangsa yang ingin menjadi versi terbaik dirinya,” ujar Sirmadji.
Dalam esai reflektif yang di tulis menyebut competence motive sebagai bahan bakar utama pengembangan diri anak muda, baik dalam bidang akademik, sosial maupun profesional. Ia menilai bahwa kepercayaan diri tidak lahir dari pencapaian semata, namun dari keberanian untuk terus mencoba meski berkali-kali gagal.
“Ketika Kartini berkata ‘aku tidak dapat’ bisa melenyapkan kepercayaan diri, ia menyadarkan kita bahwa kemauan adalah awal dari segala pencapaian. Ini adalah nilai yang patut diwariskan kepada generasi muda,” tambahnya.
Lebih jauh, Sirmadji menyebut bahwa sikap ‘aku mau’ merupakan benih kepemimpinan. Anak muda yang mampu berkata “aku mau” ketika yang lain ragu, menurutnya adalah sosok yang akan membawa perubahan di komunitas dan bangsa.
Menutup wawancaranya, Sirmadji mengajak seluruh generasi muda untuk tidak hanya memperingati Hari Kartini secara seremonial, tetapi menjadikan semangat ‘aku mau’ sebagai pegangan hidup dalam menghadapi tantangan zaman.
“Selamat mewarisi api perjuangan Kartini, bukan hanya untuk emansipasi perempuan, tetapi untuk kemajuan seluruh bangsa Indonesia,” pungkasnya.
( Yuyi Rohmatunisa)
Komentar